Lika-Liku Setahun Menjadi Mahasiswa Sastra

Agustus 18, 2020

Lika-Liku Setahun Menjadi Mahasiswa Sastra

foto Basindo angkatan 2019

Hal yang dipelajari di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Membicarakan bagaimana rasanya menjadi mahasiswa sastra, apalagi di UGM saya bakal jawab biasa-biasa aja tuh. Awalnya, saya merasa sedikit kecewa karena tadinya saya ingin masuk jurusan ilkom, tapi ya karena Allah sudah menggariskan saya berkuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, saya pun mau tidak mau harus menjalaninya, bukan? Lagipula ini pilihan saya sendiri.

Biar nggak dikira kurang bersyukur, jadi gini nih. Alasan awal saya biasa-biasa aja setelah diterima di kampus ternama ini karena jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia kampus saya ini fokusnya menjadi akademisi bukan seorang sastrawan. Jadi, para mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia ini difokuskan untuk menjadi seorang akademisi seperti dosen, peneliti, dan ahli bahasa. Jika teman-teman mengira jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia itu bakal diajarin bagaimana cara nulis novel/puisi, tentu salah sedikit. Yhaa tadi mau bilang salah besar tapi ini salah dikit e wkwkwk

Jadi, di jurusan ini, saya dipertemukan dengan mata kuliah tentang bahasa dan sastra yang sangat teoritis dan semua itu bakal diterapkan dengan tugas berupa bikin makalah/paper yang tentu saja memuakkan dan membosankan. Saya dipaksa baca buku-buku berat yang membosankan dan membaca jurnal-jurnal berbahasa inggris. Sebenernya nggak berat-berat amat sih, tapi ada satu matkul yang sering bikin pusing, yakni matkul linguistik. Byuh, harus meres otak deh buat memahami matkul yang satu ini.

Tapi karena saya ini orangnya take it slow dan let it flow, ya udah. Semua ini tinggal dijalani dan disambati bareng-bareng aja. Ya! Saya dan temen-temen kuliah saya seriiiiiiing banget nyambat. Palingan yang nggak nyambat ya orang-orang yang sangat bersemangat dan berdedikasi tinggi dalam perkuliahan sastra ini. T-t-tapi ya bukan berarti saya ini orang yang malesan lho yaa...

Saya ini cuma seorang manusia yang sedang mencoba menikmati hidup dengan bersenang-senang dan bersedih sewajarnya.

Berhubung anak sastra identik dengan kopi senja, ini potret saya dan kawan saya yang nugas di kala senja ditemani kopi janji jiwa .

Cielahh...

Ya pokoknya tujuan saya kuliah ini hanya untuk menimba ilmu apapun dan menambah kawan sebanyak mungkin. Dan berhaha-hihi bareng kawan-kawan. Kan siapa tahu kisah haha-hihi saya ini bisa dibuat buku dan nanti barangkali banyak pembacanya. Hahahaha

Lalu bagaimana saya melewati hari-hari sebagai mahasiswa sastra?

Label anak sastra itu puitis-puitis sepertinya melekat pada saya pula. Setiap kali ditanya jurusan apa dan saya menjawab Sastra Indonesia, orang-orang pasti akan membalas, "Wah, jago bikin puisi nih!"

Padahal kan nggak seperti itu :(((

Walaupun sebenarnya saya juga pengen jadi pujangga, tapi nyatanya saya ini belum jago bikin kata-kata puitis. Pernahnya sih sok puitis padahal aslinya kagak. Itu saya aja lho ya. Tidak berlaku untuk teman-teman satu jurusan saya. Teman-teman saya ini keren-keren. Mereka ini kumpulan orang yang berbakat bikin puisi. Nggak cuma puisi, di antara mereka ada juga yang menjadi penulis yang sudah menerbitkan buku. Meskipun sastra identik dengan buku dan literasi, tapi teman saya ada juga yang menjadi seniman. Gambaran teman-teman saya juga keren-keren.

Yah, kalo dah gitu, kadang kala saya merasa insyinyur deh. Eh insekyur maksudnya. Tapi, saya mencoba berbicara pada diri saya sendiri kalau semua orang itu punya bakatnya masing-masing, maka bersyukurlah!

Hal-hal yang Menyenangkan di Jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia

Di awal tadi saya kan mengatakan kalau saya merasa biasa aja ketika diterima di jurusan sastra. Nah, meskipun begitu, setelah menjalani hari-hari menjadi seorang mahasiswa sastra. Saya mulai merasakan kenyamanan. Saya nyaman dengan lingkungan fakultas saya dan juga teman-teman kuliah saya. Ah, bagaimana tidak. Senang sekali bisa menemukan teman-teman yang sama-sama bibliophile dan doyan baca buku. Alhasil kita banyak ngobrolin tentang buku dan sastra, walaupun kadang-kadang disela obrolan gosip karena mayoritas anak sastra itu perempuan.

Ngobrol santai dengan sobat vira dan naw

Nggak cuma itu, temen-temen di jurusan saya ini gayeng-gayeng, dude!!! I mean, bisalah mereka diajak gila-gilaan. Kalo saya sih, gapapa ikut gila kadang-kadang tapi jangan sampe terperosok lah, ya intinya tau diri aja. Tenang gengs, saya masih pegang prinsip saya, kok. Contoh kegilaan yang pernah saya lakukan semasa kuliah di semester 1 dan 2 kemarin adalah main badminton di kelas, terus tiduran bareng salah seorang kawan saya di rerumputan gedung fakultas, nyekip kelas tapi ketauan dosen, tiduran di lantai depan kelas sambil nunggu ujian praktek, dsb.

Belajar ngelinting rokok bersama Sobat Mozzi (Saya ngga ngerokok ya gaess:))

Meskipun kadang-kadang kuliah sastra itu membosankan dan bikin ngantuk karena teoritis. Kuliah lapangan sastra asik banget, bisa pergi-pergi ke museum buat liat-liat naskah kuno sekalian liat-liat peninggalan sejarah. Berasa wisata gituuu.

Foto saat kuliah lapangan di kaca Istana Pakualaman

Terus, kalo ada ingatan yang berkesan di tahun ini adalah saya nggak nyangka aja kalo di kelas saya bakalan ada student exchange. Kalau di semester 1, pesertanya dari korea sama amerika kalo ngga salah. Tapi yang paling sering ikut kelas itu orang korea, namanya Doyeon. Kiyowo sekali dia,guyss. Macam personil boyband-lah. Tapi sayangnya dia agak tertutup walaupun saya sempet tanya-tanya dikit sih. Bahasa Indonesianya dia belum lancar.

Di semester dua ada 5 mahasiswa dari korea. Kalo yang kali ini mereka lumayan lancar bahasa Indoesianya, terlebih mereka mau membaur dengan teman-teman. Bahkan saya sempat jalan-jalan ke Tamansari dengan dua orang dari mereka. Mereka bernama Rani dan Sally.

Saya, teman-teman kuliah ,dan teman-teman Korea

Ingatan lain di tahun ini adalah kegiatan croquis yang dilakukan saya dan beberapa kawan kuliah saya. Saya pernah mengulas tentang ini sebelumnya. Saya dan teman-teman melakukannya di bangtem (bangku item), bangku yang enak buat nongki-nongki bareng kawan-kawan saat jamkos atau pulang kuliah.

Menuliskan ini membuat saya jadi kangen ngampus dan ngobrol haha-hihi bareng kawan-kawan saya.