Toko Buku

sumber: https://www.instagram.com/banzisu/
Saya suka sekali berlama-lama di toko buku.

Kalau suasana hati sedang jelek, terkadang saya mencoba melipur diri dengan mengunjungi toko buku. Walaupun sekadar lihat-lihat saja. Sekali mata saya melihat buku-buku di toko buku, rasanya jantung saya berdebar dan senang bukan kepalang. Sedikit lebay, tapi memang begitu kenyataanya. Terlebih, kalo saya lihat buku inceran saya, byuuuuhh senenge gak karuan, rek.

Kalau sedang nggak sempat ke toko buku offline, saya suka lihat-lihat buku di toko buku online. Kalau lagi ada diskon, rasanya saya ingin checkout belanjaan buku saya. Tapi, saya selalu ingat kocek saya yang nggak dalem-dalem amat. Jadi, ya saya cuma beli yang emang bagus banget.

Dulu, sewaktu SMP, saya sering mengunjungi toko buku Gramedia Malioboro Mall. Kalau di Gramed MM, saya paling suka berlama-lama di stand komik. Saya suka diam-diam membuka sampul segel dan membacanya sambil berdiri. Sebenarnya saya risau kalau kena tegur penjaga gramed-nya, tapi untungnya saya nggak pernah kena marah. Sssttt... Fyi fyo... Kebiasaan buka segel buku itu kadang-kadang masih saya lakukan sampe sekarang lho... Jangan dicontoh yaa wkwkw

Selain Gramedia, saya juga beberapa kali mengunjungi toko buku Togamas. Toko buku ini terkenal sebagai toko buku yang menjual buku original dengan harga yang miring. Saya beberapa kali beli di sini, tapi yang nggak saya suka dari toko buku ini adalah saya sering kehabisan buku yang sedang saya incar :( 

Di pertengahan SMA, saya mulai mengenal toko buku indie bernama Berdikaribook. Awalnya, saya tahu kalau Berdikaribook hanya menjual buku pergerakan dan sastra, saya beberapa kali membeli buku di sana secara daring. Saya penasaran dengan buku pergerakan waktu itu. Lambat laun, toko buku itu berkembang, nggak hanya menjual buku pergerakan dan sastra saja, sekarang lebih bervariasi, kebanyakan menjual buku dari penerbit indie, walaupun mereka juga menjual buku dari penerbit mayor juga sih. 

Setelah lulus SMA, barulah saya mengunjungi toko buku offline-nya yang berada di Maguwoharjo. Jaraknya 30 menit dari tempat tinggal saya.Cukup jauh, tapi saya penasaran sekali dengan bentukan toko buku ini.

Sesampai di toko buku Berdikari, saya langsung jatuh cinta dengan toko buku ini. Berbeda dengan toko buku yang lainnya, Berdikaribook ini menyulap sebuah rumah menjadi sebuah toko buku. Di depan rumah, ada beberapa bangku khas rumahan yang biasa digunakan untuk duduk sambil bercengkrama. Kalau teman-teman pengikut akun @berdikaribook, tentu akan tahu kalau bangku ini kerap digunakan untuk membaca lalu berdiskusi. Tak sekedar menjual buku, di Berdikaribook juga memiliki perpustakaan, letaknya di samping toko. Bakalan betah deh.


Gambar Toko Buku Indie Berdikaribook, Maguwoharjo

Karena di Jogja ada banyak toko buku, saya sebenarnya punya rencana untuk mengunjungi semua toko buku yang ada di Jogja. Terutama toko buku indie. Entah kenapa saya penasaran dengan toko-toko buku indie, sepengalaman saya, suasana di toko buku indie lebih hangat dibanding toko buku mayor. Yah jelas lah, nggak ada AC-nya soalnya. Hehehe... Berbicara mengenai toko buku indie yang pernah dikunjungi, saya pernah mengunjungi toko buku berdikaribook, jualbukusastra, dan basabasi. 

Komentar

Postingan Populer