Menggambar Croquis di Sore yang Manis


anak-anak klub croquis dan hasil karyanya

Selama masa pandemi covid-19 ini, saya merasa hari-hari terasa begitu-begitu saja alias membosankan. Saya merindukan diri saya yang sedang berbincang dan bercanda bersama kawan-kawan kuliah saya. Melakukan hal-hal konyol seperti main bulu tangkis di kelas, menggambar sketsa sepulang kuliah, bergosip tentang kakak tingkat yang keren atau sambat perihal tugas kuliah. Saat sedang duduk santai di loteng rumah, ingatan saya membawa saya menuju hari di mana corona belum datang ke bumi Nusantara ini dan menyebabkan kekacauan. Hari di mana saya dan kawan-kawan saya bercanda dan tertawa bersama. Saya tiba-tiba teringat saat di mana saya dan beberapa kawan saya melakukan kegiatan klub menggambar croquis.

Sekitar dua bulan yang lalu, saya mengajak seorang kawan saya yang punya hobi menggambar untuk menggambar croquis. Croquis sendiri merupakan istilah untuk menyebut sketsa yang digambar selama 7-10 menitan. Metode sketsa ini terinspirasi dari serial webtoon berjudul "Spirit Finger" yang digambar oleh kyoungchal han. Tentu bagi pembaca webtoon ini akan langsung paham dengan metode sketsa croquis ini. Prinsip dari menggambar Croquis ini adalah tak perlu punya bakat menggambar untuk melakukannya. Kau hanya butuh kemauan untuk menggambar dan merasa senang setelah menggambar. Kegiatan yang lumayan untuk mengistirahatkan pikiran dari teori-teori kebahasaan yang terasa membosankan dan sedikit membuat kepala pusing. 

Kembali ke cerita tadi, saya mengajak kawan sekelas saya yang bernama Anna untuk menggambar croquis selepas kuliah sore. Tepat sebelum kelas usai, dua orang kawanku yang lain, Vira, Vida, dan Alif pun tertarik ikut. Namun, si Vida tak ikut menggambar. Vida berkata ia hanya ingin mengamati kami menggambar saja. Sepulang kuliah, kami berempat berjalan dari kelas menuju ke bangku item (bangtem) yang ada di sekitar kantin kejujuran (kanjur) dan duduk saling berhadapan.

Sebelum mulai menggambar, kami berempat berdiskusi objek gambar apa yang sebaiknya digunakan. Setelah berpikir cukup lama. Dari kejauhan mataku menangkap sosok Eka dan Abah yang sedang berjalan menuju ke arah kami duduk. Abah berjalan dengan santai membawa raket bulu tangkisnya. Ia berhenti di bangtem kami berkumpul.

"Abah, kamu berpose coba! Kamu mau dijadikan model menggambar kami,ya!"pintaku padanya.

Ia setuju dan langsung berpose menggunakan raketnya. Saya pun memotret Abah yang sedang berpose. Setelah itu, Abah dan Eka pun berlalu. 

Potret Abah yang saya foto tadi saya bagikan ke Vira, Alip, dan Anna. Lalu, kami pun mulai menggambar. Belum lama kami menggambar, rintik hujan turun membasahi tanah. Mau tak mau pun kami harus berpindah tempat. Kami pindah di bangku kayu di Gedung C. Setelah pindah, rintik-rintik gerimis yang turun berubah menjadi hujan yang sangat deras. Sambil menikmati turunnya hujan, kami kembali memosisikan diri untuk menggambar lagi. 

Beberapa saat kemudian, Eka menghampiri tempat duduk kami. Sepertinya ia habis kehujanan, bajunya basah sebagian.

"Kamu mau ikutan menggambar croquis, Ka?" tanyaku padanya.

"Ngapain itu?"

"Menggambar suatu objek selama 7-10 menitan. Tak perlu bagus-bagus. Ini hanya untuk bersenang-senang, kok!"

Eka pun menyetujui ajakanku. Ia mengeluarkan kerats putih polos dari dalam tasnya yang juga sedikit basah karena hujan. 

croquis buatan Inas, Vira, Alip, Anna, dan Eka.

Setelah semua orang siap dengan kertas putih dan pensil/drawing pen-nya, mulailah kami menggambar Abah ditemani suara hujan deras.

Sepuluh menit pun berlalu dan kami pun meletakkan alat gambar kami masing-masing. Kami menata hasil karya kami di meja dan memotretnya. Tak lupa pula kami berfoto bersama hasil karya kami. Tentu saja yang memfotokan kami adalah Vida, bagian dokumentasi klub abal-abal ini. Usai berfoto, aku membuat Whatsapp Group untuk klub ini. Mungkin suatu hari nanti kami akan menggambar croquis lagi. Saat itu saya tak terlalu yakin jika klub yang kubentuk itu akan berlangsung lama. Namun, kini saya berpikir untuk kembali menghidupkan klub ini jika pandemi Covid-19 usai nanti. Kalau bisa, anggotanya nanti bertambah, bukan hanya dari prodi Bahasa dan Sastra Indonesia saja, semoga ada anggota baru dari prodi lain. Semoga!


Komentar

  1. kangen pengen gambar-gambar lagi lalu dilanjut makan seblak di tengah hujan!

    BalasHapus
    Balasan
    1. Ayo nggambar bareng lagi besok kalo Corona sudah pergi :')

      Hapus
    2. Aku ikutt! Aku mau pesan seblak yang paling pedas, ingatkan agar sendokku tidak double, dua. Sehat-sehat semuaaa.

      Hapus
    3. iyaaa nanti tak ajak lagi... semoga keadaan cepat pulih....

      Hapus
  2. Karena gabut akibat pandemi, kemarin sempet iseng ngegambar karakter manga. Tentu saja kualitas hasilnya pengen bikin muntah, tapi ada rasa seneng juga.

    Beres corona, coba ajuin proposal ke rektorat kampusnya buat bikin klub croquis aja hehe

    BalasHapus
    Balasan
    1. Halo Arif, salam kenal!
      Memang menggambar itu membuat mood jadi lebih baik entah gimana hasilnya hehehe..
      Rasanya nggak perlu sih sampe ngajuin proposal, soalnya ini cuma klub abal-abal just for fun :))))

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer