When The Wheater Is Fine : Drama Manis untuk Bookwarm


"Jika kamu tidur nyenyak di malam hari. Maka, itulah yang disebut dengan hidup yang baik." 
Kutipan tersebut merupakah kutipan favorit yang saya dapat dari percakapan tokoh Im Eun Sop di drama "When The Wheater Is Fine". Jika ditanya mengapa suka kutipan itu, ya akan saya jawab soalnya saya Nona Rebahan, si nona yang demen tidur. Hehe
Drama yang menayangkan episode pertamanya pada 24 Februari 2020 di saluran TV Korea JTBC ini telah berhasil mencuri perhatian saya karena sebelumnya saya sempet kepincut dengan novel terjemahan korea yang berjudul "I'll Go To You When The Wheater Is Nice" karangan Lee Do Wo.

Drama When The Wheater Is Fine ini merupakan drama yang disutradarai Han Ji Seung dan adaptasi dari novel I'll Go To You When The Wheater Is Nice.
Ketika saya membaca sinopsis novel I'll Go To You When The Wheater Is Nice, saya tertarik karena novel ini berkisah tentang seorang gadis bernama Haewon yang kembali ke kampung halamannya dan terkejut melihat rumah tua di desanya berubah menjadi toko buku independen bernama Good Night. Ternyata, toko buku itu milik Eun Sop, teman sekolahnya. Selama Haewon tinggal di desanya, banyak hal yang terjadi.
Dari situlah saya langsung nanya ke Mbah Gugel siapa saja yang aktor yang memerankan drama tersebut. Ternyata, yang menjadi pemeran Haewon itu Park Min Young dan lawan mainnya Im Eun Sop yang diperankan Seo Kang Joon. Hal yang menjadi daya tarik lainnya adalah Lee Jae Wok—aktor yang naik pamornya setelah membintangi drama Extraordinary You—ikut berperan sebagai Jang Woo, kawan sekelas Haewon dan Eun Sop. Setelah melihat para pemain, langsung deh saya tancap gas mengunjungi platform streaming VIU buat menonton drama When Wheather Is Fine. 

Jika kalian bertanya-tanya kenapa saya kok kepincut sama ini drama, berikut beberapa alasan saya:

    1. Mengangkat Tema Literasi


Saya sangat suka dengan apapun yang berkaitan dengan dunia baca tulis. Sedangkan di drama ini berkisah tentang dua muda-mudi yang mengalami percintaannya di sebuah toko buku indie bernama Goodnight.

Lalu, di drama ini terdapat adegan di mana beberapa warga berbagai usia desa Bukhyeon saling berbagi cerita tentang legenda, puisi dan pikiran mereka setelah membaca buku di Klub Membaca di Goodnight Bookstore. Jadi, drama ini cocok banget bagi kalian yang suka buku dan juga suka drama romantis.

     2. Menggambarkan Kehidupan Desa yang Hangat



Drama ini mengisahkan kelompok buku dari berbagai kalangan usia yang sering berkumpul untuk membahas buku bersama dan tentunya membuat penonton yang juga bookwarm kepengen buat punya perkumpulan buku buat bahas buku bareng-bareng.

Setelah menonton drama ini, kita bisa melihat bagaimana penduduk desa Bukhyeon hidup dalam keseimbangan. Mereka tidak terlalu "sibuk" karena pekerjaan mereka. Sebaliknya, mereka justru meluangkan waktu untuk datang ke hobi mereka, yakni klub membaca. Melihat itu, tentu saya jadi ingin bergabung ke klub membaca seperti dalam drama ini. Sepertinya mengasikkan.

Oh ya, yang saya tangkap dari drama ini, penduduk desa tampaknya bekerja dengan santai dan tidak begitu mementingkan pendapatan. Terlihat dari percakapan yang diungkapkan tokoh Im Eun-seob. Tampaknya ia tidak begitu keberatan tak memiliki banyak pelanggan di tokonya karena ia mendapat keuntungannya dengan dengan sistem penjualan daring.

Meskipun begitu, Im Eun Sop menata toko bukunya dengan apik nan estetik. Ditambah ada adegan di mana Eun Sop membuat kopi dan duduk buat membaca. Duh, adem liatnya, apalagi wajahnya Eunsop enak dipandang.

 3. Alurnya Lambat yang Dipadukan Kisah yang Manis-Romantis



Genre drama ini melodrama-romantis dan nggak banyak adegan yang mengejutkan ataupun mendebarkan. Walaupun begitu, ceritanya mengalir seperti sungai mengalir dari gunung menuju ke lembah, eeeh apa tho ini? Ya, pokoknya jalan ceritanya mengalir lembut, ditambah latar musiknya tuh mellow-mellow bikin tenang gitu. Dan juga, cerita di drama ini realistis, nggak ada unsur realisme magis pokoknya. Kalo ditanya soal probabilitas, ya jelas masuk akal nih jalan ceritanya.

Lewat drama When The Wheater Is Fine ini, kalian akan disajikan adegan-adegan manis romantis antara Mok Haewon si mantan guru seni yang lagi nganggur dan Im Eun Sop si pemilik buku indie dengan latar di pedesaan.Yah tapi emang iya sih bikin baper sendiri, huhuhu. Duh, kalau liat drama ini tuh pengen juga punya pasangan yang sama-sama doyan baca buku.

Tapi, saking mellownya drama ini, saya sempet ketiduran juga sih sewaktu nonton drama ini. Tapi, gapapa, seru untuk diikuti pelan-pelan, kok.

    4. Menyajikan Sinematografi yang Mantap


Nggak cuma alur, pemain, dan temanya yang bikin saya kepincut, sinematografinya pun mantep. Pengambilan gambarnya menurut saya keren dan yang menonton ikut merasakan vibe yang ada di drama tersebut.  Mereka memadukan antara suasana musim dingin yang dihangatkan dengan kisah romansa dan secangkir kopi sambil menikmati kata demi kata dengan latar toko buku antik. Sangat nyastra dan ngindie banget pokoknya, deh.
                                                            
Kira-kira segitu alesan saya kok bisa kepincut sama drama ini. Oh ya, drama ini baru tayang 10 episode dari 16 episode yang akan tayang. Meskipun di Korea drama ini nggak memiliki rating yang cukup tinggi, tapi menurut saya drama ini recomended untuk ditonton, terlebih ditonton buat bookwarm. 

Komentar

  1. Aku juga sukaaaaa iniii 💛💛💛

    BalasHapus
    Balasan
    1. tapi aku pernah ketiduran nonton ni drama xD

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer