Kunjungan ke TVRI Yogyakarta


Saya belum pernah berkunjung ke stasiun TV untuk siaran atau untuk tujuan apapun. Yang pernah saya kunjungi adalah stasiun radio. Beberapa kali malahan. Di kesempatan kali ini, saya merasa senang bisa berkunjung ke TVRI. Walaupun hanya jadi penonton saja, bukan untuk belajar atau apapun. 

Sebelum masuk ke ruang studio, saya mengajak Vira, seorang kawan seangkatan saya berswafoto di depan tulisan TVRI. Kami meredam rasa malu saat berfoto karena tulisan TVRI benar-benar ada di pinggir jalan raya. Tapi tak apa bagiku, untuk merekam memori. Saya suka foto. Foto selalu menyimpan memori yang sering hilang termakan tahun. Saya dan Vira berfoto beberapa kali hingga kemudian kami masuk bersama rombongan teman-teman Sasindo lainnya. 


Setelah masuk studio ternyata sudah banyak orang duduk rapi. Saya bisa melihat penata panggung mengkoordinasi para penonton, termasuk kami. Kemudian dia mengecek suara penonton. Saya mengamati keadaan studio. Saya bisa melihat lampu sorot, kamera-kamera, sound system, dan tiang-tiang hitam penyangga kamera. Detik-detik siaran dimulai, saya melihat dua produser yang mengatur para aktor acara 'angkringan'

Melihat sosok produser itu, saya jadi ingat kalau saya dulu pernah terbesit keinginan untuk menjadi seorang produser hanya karena menonton drama. Dan keinginan itu telah pudar tergantikan dengan keinginan utamaku untuk menjadi jurnalis. 

Di awal rekaman, aktor dan penonton diajak main tik-tok yang backsongnya : lagu spongebob. Setelah itu para penyanyi menyanyikan beberapa judul lagu, sampai awalnya kukira ini merupakan acara livemusic. Tapi ternyata bukan. Saat acara bernyanyi berlangsung, ada seorang ibu-ibu berjilbab yang maju untuk bernyanyi lagu dangdut jawa tapi saya lupa judulnya apa. Ibunya ternyata memiliki suara yang merdu dan beliau mendapat apreasi dari aktris 'Angkringan'

Acara Angkringan ini pada intinya membicarakan tentang isu sosial tentang seorang gadis yang berenang dengan lelaki tapi dikiranya hamil. Penampilan ini menyindir terkait pernyataan KPAI yang fatal. Banyak banyolan yang ditampilkan sehingga saya melihat para penonton tertawa, ada juga yang tidak.

Usai keluar dari studio, saya, Vida, dan Vira berfoto-foto dulu. Lagi-lagi kami berfoto. Kami berfoto dnegan berbagai macam gaya yang aneh-aneh. Setelah bosan barulah kami berpisah untuk pulang. 

Komentar

  1. Halo, Inas. Aku sudah pernah mengunjungi blogmu sekali sebelum ini tapi baru meninggalkan komentar di kunjungan kedua ini. Mau bilang,

    "WAH ADA AKU"

    udah, gitu aja dulu.

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan Populer