Apakah Kamu Siap Dipanggil Tuhan?
![]() |
https://www.instagram.com/p/B7yiRpupOkV/ |
Jawaban saya adalah belum. Saya belum siap untuk itu. Sepertinya saya pernah mengulas tentang kematian sebelumnya. Tapi kali ini saya akan mengulasnya lagi. Mengapa? Saya kira ini berawal kejadian saat siang tadi lalu saat tadarus selepas sholat magrib saya menemukan QS. Yunus ayat 49 yang membuat saya semakin takut akan kematian. Saya mendapati arti yang menyentuh saya.
Katakanlah: "Aku tidak berkuasa mendatangkan
kemudharatan dan tidak (pula) kemanfaatan kepada diriku, melainkan apa yang
dikehendaki Allah". Tiap-tiap umat mempunyai ajal. Apabila telah datang
ajal mereka, maka mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak
(pula) mendahulukan(nya).
Setelah membaca ayat
tersebut, saya semakin takut akan kematian. Kematian memang datang kepada siapa
saja dan tanpa pandang bulu. Hanya Tuhan yang tahu kapan nyawa akan diambil. Saya
selalu takut kalau saya dipanggil yang maha kuasa di usia muda. Kenapa? Karena
amal saya terlampau sedikit dan dosa saya tentu saja banyak. Meskipun saya
sendiri tak tahu pasti seberapa banyak dosa dan pahala yang saya dapat.
Bicara mengenai
kematian. Saya memiliki keinginan sebelum saya benar-benar dipanggil Yang Maha
Kuasa. Yang jelas, saya akan mempebanyak amal saya, memperbaiki ibadah saya, hormat
kepada orangtua, dan bisa bermanfaat bagi banyak orang. Ini keinginan yang
terlalu general bukan? Tak apa. Setelah ini saya akan berbagi apa saja
keinginan saya sebelum Tuhan memanggil saya.
Ini sama seperti
keinginan general saya yang ingin memberi manfaat kepada orang lain. Sebelum
berbagi kebermanfaatan untuk yang lainnya, saya tentu harus menguasai ilmu
sebanyak mungkin. Bukan berarti saya maruk,
tapi karena saya dikejar waktu. Saya harus segera mendalami banyak ilmu
lalu bisa segera menerapkannya dan bisa memberikan ide saya agar bisa
bermanfaat. Setidaknya saya ingin meninggal dengan meningalkan amal jariyyah. Tentu saja semua orang ingin
meninggal dengan keadaan husnul khotimah, bukan?
Keinginan lainnya
adalah keinginan duniawi sih lebih tepatnya. Sebelumnya, saya ingin menanyakan
pada teman-teman sekalian, apakah saling mencintai dalam islam itu sebuah dosa?
Ah, mungkin kalian akan menjawab,
“kalau bicara
mengenai dosa atau tidak, tentu saja hanya Tuhan yang tahu, bukan? Yang jelas,
kebanyakan cinta kepada manusia yang bukan mahramnya itu kan mendekati zina,
dan harus dihindari.”
Baiklah. Saya paham
akan hal itu. Dosa. Menatap lawan jenis yang bukan mahram saja termasuk zina
mata. Tapi saya ingin memohon kepada Tuhan, jika menurut-Nya ini baik, tolong
pertemukan saya dengan sosok yang mencintai saya dan saya juga mencintainya. Maklum,
saya kan belum pernah mengalami cinta yang bertepuk tangan. Selalu bertepuk
sebelah tangan L
Untuk hal yang
lainnya, saya ingin quality time dengan
diri saya sendiri, seperti solo travelling, mengunjungi dari perpustakaan ke
perpustakaan yang lainnya, atau juga baca buku di stasiun atau kafe.
Apalagi ya yang belum
tercapai? Mungkin, mulai hari ini saya akan sering menulis dan berkarya sebanyak
mungkin. Saya harap saya bisa menjadi seorang jurnalis, cerpenis, esais,
pokoknya yang berhubungan dengan dunia literasi. Saya harap saya bisa diberi
kesempatan untuk menjadi jurnalis yang meliput orang yang amat penting, seperti
presiden misalnya, atau bisa meliput sampai ke pelosok-pelosok negeri Indonesia
ini.
Oh ya, saya ingin
berbagi impianku di masa depan. Saya ingin menjadi jurnalis di majalah National Geograpic. Saya merasa ini
adalah mimpi yang super komplet. Karena jika saya menjadi jurnalis di media ini
saya bisa sekaligus menjadi jurnalis yang meliput alam, isu sosial, isu politik
juga dan banyak. Meskipun di media lain juga mungkin saja bisa, tapi entah
kenapa saya merasa sangat cocok jika saya bisa bekerja di Natgeo.
Sepertinya saya
cukupkan bicara mengenai mimpi-mimpi saya. Mungkin bisa dilanjut di sesi
selanjutnya. Tiba-tiba terlintas di kepala saya “Apakah orang-orang akan sedih
jika saya akan pulang ke asal saya (alam baka)?”. Kalau menggunakan pikiran
saya, saya pikir hal itu tak penting. Saya tak akan peduli. Setidaknya saya
ingin memaksimalkan kebaikan selama saya masih hidup.
Akhir kata, semoga di
sisa hidup saya yang tak saya ketahui ini, saya bisa memberikan manfaat kepada
orang lain. Tuhan, tolong berikan umur yang barokah. Saya tak bisa meminta
untuk memperlama umur saya atau mempercepat kematian saya. Saya hanya bisa
berdoa agar saya bisa beguna bagi orang banyak dan bisa membuat orang lain
tersenyum. Tuhan, maaf jika hamba-Mu ini banyak dosa, kurang bersyukur dan sering
insyekyur. Bimbing saya ke jalan yang lurus! J
Komentar
Posting Komentar