Bis Transjogja

Sinar matahari tampak menyilaukan mata sore itu
di halte bus trans jogja aku duduk di sampingmu
kamu bilang, "ayo kita berfoto seperti orang kebanyakan"
aku mengernyitkan dahi,
kamu mengeluarkan telepon pintarmu dan berswafoto dengan gaya menutupi dahi
aku tertawa,
bis jurusan 3A datang tepat setelah kami berswafoto
aku dan kamu langsung masuk bis.
ternyata di dalam berdesakan,
aku bisa mencium bau keringat orang-orang sepulang bekerja
lalu mataku menangkap seorang kakek tampak ceriwis sekali berbincang dengan seorang nenek-nenek di sampingnya, mereka memperdebatkan uang arisan dan pembahasan tentang pemerintah yang sering pilih kasih.
aku tersenyum,
"kenapa tersenyum?" tanyamu penasaran.
aku mengarahkan sorot mataku kepada sejoli kakek-nenek yang asik berbincang.
namun, tiba-tiba bis mengerem mendadak,
aku kehilangan keseimbangan tubuhku.
saat hampir terjatuh, kamu memegang pundakku erat-erat.
"pegangan yang erat." ujarmu khawatir.
aku mengangguk.
bus pun berhenti di halte dekat stasiun tugu. saatnya kamu turun. kamu pun menatap mataku dalam-dalam.

"sampai jumpa!"ujarmu.
"iya, maaf tidak bisa mengantar sampai stasiun."
sebelum benar-benar turun dari bis, kamu tersenyum ke arahku. senyuman yang amat manis, batinku. aku juga tersenyum. kamu akan kembali ke kotamu dan tak tahu kapan kembali ke sini lagi. 

aku pun duduk di bangku bis yang kosong sambil menatap jendala dengan tatapan kosong juga. 

Bis pun kembali melaju dan melewati jalan malioboro yang ramai oleh turis. raut wajah lelah dan bahagia bisa aku dapatkan dengan mudah diantara mereka.
aku masih asyik dengan pikiranku sendiri sampai akhirnya tiba di halte KHA Dahlan, dan aku turun dari bis sambil mencoba melupakan senyumanmu yang masih membekas di otakku.

Komentar

Postingan Populer